Analisis
SWOT
Pengertian dan contoh Analisis SWOT – SWOT
adalah singkatan dari Strength, Weakness, Opportunities,dan Threats.
Seperti namanya, Analisis SWOT merupakan suatu teknik perencanaan strategi yang
bermanfaat untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness),
Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dalam suatu proyek, baik
proyek yang sedang berlangsung maupun dalam perencanann proyek baru. Analisis
SWOT bukan hanya dapat digunakan dalam bisnis, tetapi juga dapat digunakan pada
pribadi kita sendiri dalam pengembangan karir.
Analisis SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert
S Humphrey pada tahun 1960-an dalam memimpin proyek riset di Stanford
Research Institute yang menggunakan data dari perusahaan-perusahaan
Fortune 500.
4
Komponen Dasar Analisis SWOT
Analisis SWOT terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
Strength (Kekuatan) atau disingkat dengan
“S”, yaitu karakteristik organisasi ataupun proyek yang memberikan kelebihan /
keuntungan dibandingkan dengan yang lainnya.
Weakness (Kelemahan) atau disingkat dengan
“W”, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kelemahan pada organisasi
ataupun proyek dibandingkan dengan yang lainnya.
Opportunities (Peluang) atau disingkat
dengan “O”, yaitu Peluang yang dapat dimanfaatkan bagi organisasi ataupun
proyek untuk dapat berkembang di kemudian hari.
Threats (Ancaman) atau disingkat dengan
“T”, yaitu Ancaman yang akan dihadapi oleh organisasi ataupun proyek yang dapat
menghambat perkembangannya.
Dari keempat komponen dasar tersebut, Strength (kekuatan)
dan Weakness (Kelemahan) adalah faktor internal organisasi/proyek itu
sendiri, sedangkan Oppoturnities (Peluang) dan Threats (Ancaman)
merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan organisasi ataupun
proyek. Oleh karena itu, Analisis SWOT juga sering disebut dengan Analisis
Internal-Eksternal (Internal-External Analisis) dan Matriks SWOT juga sering
dikenal dengan Matrix IE (IE Matrix).
Contoh
Analisis SWOT Pada PT. Garuda Indonesia
Profil
Perusahaan
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan
Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan
pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk
melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional
Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta
Eropa (Belanda).
Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan,
Garuda Indonesia telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit
(IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar
internasional di bidang keselamatan dan keamanan.
Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah
meluncurkan layanan baru yang disebut “Garuda Indonesia Experience”. Layanan
baru ini menawarkan konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam
segala aspek. Untuk mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan
interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di
seluruh kelas eksekutif dan ekonomi. Selain itu, penumpang juga dimanjakan
dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang menawarkan
berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang.
Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda
Indonesia sebagai bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan
Garuda Indonesia sebagai “Four Star Airline” dan sebagai “The World’s Most Best
Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012, Garuda Indonesia mendapatkan
penghargaan sebagai “World’s Best Regional Airline” dan “Maskapai Regional
Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama Centre
for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan
kepada Garuda Indonesia sebagai “Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun
Ini”, pada tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di
Australia, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai “The
Best International Airline” pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012.
Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah
haluannya, sehingga terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih
kesuksesan pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini
Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun
ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’.
Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan
jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin
baik.
Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hub di
Indonesia. Pertama adalah hub bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta,
Jakarta. Kedua adalah hub di daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah
Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke
bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub di Bandara Sultan
Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai
penerbangan, Garuda Indonesia juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU)
dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda Indonesia adalah Garuda Cargo dan
Garuda Medical Center. Sedangkan anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT
Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT
Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan dan katering), PT Abacus
Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT
Aero System Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk
industri pariwisawata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF
AeroAsia), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat,
perbaikan, dan overhaul.
Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah
menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun 2014
Garuda akan bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam.
Pada 2012, Garuda Indonesia mendapat penghargaan Best International Airline di
antara maskapai-maskapai kelas dunia lainnya dengan 91 persen penumpang
menyatakan sangat puas dengan pelayanan maskapai ini. Garuda juga merupakan
sponsor SEA Games
2011 dan telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Liverpool FCInggris.
Analisis SWOT ini akan mengidentifikasikan faktor
internal dan eksternal perusahaan sehingga dapat diketahui potensi-potensi yang
mampu dikembangkan Garuda dimasa yang akan datang dan mengatasi
kekurangan-kekurangan yang dimiliki.
Dari sisi internal akan dilihat kekuatan atau
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero). Tbk itu
sendiri. Sedangkan dari sisi eksternal, akan dilihat peluang dan ancaman dari
luar perusahaan. Setelah mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, dilakukan perumusan
terhadap strategi dengan menggunakan diagram SWOT.
Hasil dari analisis tersebut akan dilihat apakah
strategi-strategi yang dilakukan PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk dapat
mengatasi kelemahan dan ancaman dengan kekuatan dan peluang yang dimiliki.
Sehingga, akan diambil kesimpulan mengenai kinerja Garuda yang menjadi
penilaian bisnis untuk investor dalam mengambil keputusan investasi.
Faktor-faktor yang akan dianalisis tersebut antara
lain:
A. Faktor Internal Perusahaan
1. Kekuatan (Strengths):
Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia Garuda
saat ini mengoperasikan 89 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing
747-400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33
pesawat jenis B737 Classic (seri 300, 400, 500) dan 42 pesawat B737-800 NG;
Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26
rute internasional hingga tahun 2010;
Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan
sebagai fokus utama yang didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang
disebut dengan “Garuda Indonesia Experience” yang didasarkan pada 5 senses yaitu sight,
sound, smell, taste, and touch, menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai ciri
khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain;
Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan
inovasi Garuda dan merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian
visa di atas pesawat;
Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu
yang handal, profesional, kompeten, berdaya saing tinggi dan helpfulserta
dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI (eFficient & effective, Loyalty, customer
centricitY, Honesty & openness, and Integrity) disetiap insan Garuda
Indonesia;
Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional
mencapai 23.2% kendati terjadinya krisis global sehingga Garuda Indonesia tetap
menjadi pemimpin pasar untuk area Jepang-Korea-China, Timur Tengah dan South
West Pacific (Australia);
Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam
menjalankan bisnis sehingga menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai
penerbangan dengan TI tercanggih di Indonesia;
Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR
seperti program kemitraan dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan
tanggung jawab kepada masyarakat;
Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk
hal tata kelola perusahaan;
Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan
telah diakui di pasar domestik;
2. Kelemahan (Weakness):
Adanya faktor teknis dan flight operations seperti
keterbatasan jumlah cockpit dan cabin crew sehingga
menyebabkan keterlambatan penerbangan;
Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan
adanya peningkatan dalam jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang
usaha dan biaya yang masih harus dibayar;
Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi
dalam menjalankan bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses
bisnis perusahaan akan terganggu;
Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada
modal kerja pada masa yang akan datang;
Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga
tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya;
B. Faktor Eksternal Perusahaan
1. Peluang (Opportunities):
Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar
perusahaan penerbangan yang dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan
semakin terbukanya kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan
penerbangan internasional jarak jauh;
Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan
udara yang memiliki pertumbuhan yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang
transportasi udara di Indonesia tahun 2010 mencapai 22,39% dibandingkan dengan
pertumbuhan dunia yang hanya sebesar 8,20%;
Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global
maskapai penerbangan yang bernama SkyTeam Global Airline Alliance.
Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia
Pasifik.
2. Ancaman (Threats)
Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor
yang tidak dapat dikontrol yang menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time
Performance/OTP), seperti landasan pacu/runway yang terbatas;
Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda
Indonesia berasal dari Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat,
persediaan bahan bakar sangat tergantung dengan Pertamina.
Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi,
wabah penyakit dsb yang dapat mengakibatkan penurunan permintaan;
Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket
dan semakin banyaknya rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai
penerbangan lain;
Maskapai asing yang
melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk mengimbangi penurunan penumpang
internasional akibat adanya krisis global;
Sumber :